A. Pengertian
Ketuban Pecah
Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan/sebelum inpartu
yaitu pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Ketuban Pecah Dini (KPD) ialah
suatu keadaan dimana selaput ketuban pecah pada kehamilan yang telah viable dan
6 jam setelah itu tidak diikuti dengan terjadinya persalinan.
KPD dibagi
menjadi 2 (dua) macam yang terdiri dari KPD preterm yaitu:
1. KPD
yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
2. KPD
yang memanjang yaitu KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
melahirkan.
B. Etiologi
Penyebab KPD
belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Kemungkinan yang menjadi
factor predisposisinya adalah:
1. Infeksi
2. Servik
yang inkompetensia
3. Tekanan
intra uterin yang meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus)
4. Trauma
5. Kelainan
letak
6. Keadaan
social ekonomi
Factor yang
lainnya adalah:
1. Faktor
golongan darah
2. Factor
disproporsi
3. Faktor
multigravida
4. Defisiensi
gizi dari tembaga atau asam askorbat
Beberapa factor resiko
dari KPD adalah:
1. Inkompetensi
serviks
2. Polihidramnion
3. Riwayat
KPD sebelumnya
4. Kelainan
atau kerusakan selaput ketuban
5. Kehamilan
kembar
6. Sserviks
yang pendek
7. Infeksi
pada kehamilan
C. Tanda dan Gejala
Beberapa tanda
dan gejala terjadinya KPD yaitu:
1. Keluarnya
cairan ketuban merembes lewat vagina
2. Demam
(Bila terjadi infeksi)
3. Bercak
vagina yang banyak
4. Nyeri
perut
5. Denyut
jantung janin bertambah cepat
6. UK
> 20 minggu
D. Diagnosa
Diagnosa KPD
harus ditegakkan secara tepat karena diagnose yang positif palsu berarti
melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan seksio
sesaria yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya, diagnose yang negative
palsu berartti akan membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan
mengancam kehidupan janin, ibu atau keduanya. Oleh karena itu diperlukan diagnose
yang ccepat dan tepat. Diagnosa KPD ditegakkan dengan cara:
1. Anamnesa
2. Inspeksi
3. Pemeriksaan
dengan speculum
4. Pemeriksaan
dalam
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan
laboratorium
2. Pemeriksaan
ultrasonografi (USG)
3. Monitoring
bunyi jantun janin
F.
Komplikasi
1. Sindrom
distress pernafasan
2. Infeksi
sampai sepsis
3. Korioamnionitis
4. Prolaps
tali pusat
5. Kecacatan
dan kematian janin
6. Hipoplasia
paru
7. Peritonitis
8. Rupture
uteri
G. Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Rawat
dirumah sakit
b. Beri
Antibiotik bila ketuban pecah > 6 jam (Ampisilin 4 X 500mg / Gentamycin 1 X
80mg)
c. UK
< 32minggu dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban
tidak keluar lagi
d. UK
32-34minggu masih keluar air ketuban maka dipertimbangkan untuk terminasi
kehamilan/persalinan premature pada UK 35minggu
e. Nilai
tanda-tanda infeksi
f. Pada
UK 32-34minggu berikan steroid selama untuk memacu kematangan paru-paru janin.
g. Dilakukan
pemeriksaan kadar lesitin dan sfingomielin jika memungkinkan
2.
Aktif
a. UK
> 35minggu dilakukan induksi oksitosin, bila gagal dilakukan seksio sesaria.
b. Pada
CPD letak lintang dilakukan seksio sesaria
c. Bila
ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika dosis tinggi (penisilin, metronidazol
dan gentamisin) dan persalinan diakhiri
Sumber
:
Achadiat, dr. Chrisdiono M., Sp.OG. 2004. Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi.
Jakarta: EGC
Nugroho, dr. Taufan. 2012. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogjakarta: Nuha Medika
No comments:
Post a Comment